Sekarang adalah tahun ajaran baru jadi mulai sekarang aku adalah pelajar smp yang baru masuk
sekolah,aku sekolah di smp negri 15 di desaku,aku merupakan seorang yang
pendiam dan aku juga tidak mudah bergaul dengan orang yang belum ku kenal,ini
ceritaku:
Suatu hari
dimana saat pertama aku herangkat kesekolah,aku pergi
kesekolah naik sepedah ontel,setelah aku pamit kepada ibu dan bapak dirumah
kemudian aku langsung berang kat,dengan suasana pagi yang begitu cerah aku
mengayuh sepedah dengan seragam smp baruku ku,setelah sampai setengah
perjalanan aku melihat seorang gadis yang se usia dengan ku dia menangis sambil
bejalan searah dengan ku,kemudian aku turun dari sepedah dan bilang ”kenapa
kamu menangis” lalu ia menangis semakin kencang lalu aku bilang lagi padanya
“naiklah” dia menjawab sambil marah “aku tak mengenalmu” lalu aku tarik saja
dia dan kemudian dia juga mau naik sepedah ku,lalu aku melanjutkan perjalananku
bersamanya,aku punn kembali meneruskan perjananku sambil bernyanyi – nyanyi,taklama
kemudian dia memukuliku sambil bertanya “hei kau mau kemana” dan aku
menjawabnya “aku mau ke smp 15,kau mau kemana”
tanyaku lalu dia menjawab “aku juga mau kesana” jadi dia juga sama –
sama anak baru sepertiku,setelah dia selesai menangis aku bertanya kepadanya
“kenapa kamu tadi menangis”,jawabnya “adakah urusannya dengan mu,aku tadi gak
ada yang mau ngantar kesekolah,padahalkan sudah siang aku takut terlambat
berangkat jadi tadi aku mutusin mau jalan kaki,ehh....sudah jam tujuh lebih
loh...kita terlambat “ lalu akupun mengayuh sepedahku semakin cepat,sesampai
disekolah gerbangnya pun sudah mau di tutup,
aku markir sepedahku,setelah itu aku dan dia pun dihukum
karena terlambat,kami di suruh berdiri di hadapan anak – anak yang
lainnya.setelah bel istirahat dibunyikan kami baru di perbolehkan duduk sambil menaruh tas aku mengajaknya
untuk nyantai di samping kelas,”oh ya kan aku belum tau nama mu,namaku RIYAN
nama kamu siapa...?” tanyak ku,lalu kami bersalman sambil dia menjawab
pertanyaanku “namaku umi” .dan mulai dari saat itulah aku mulai bersahabat
dengannya.
Ke esokan harinya,aku berpamitan
kepada ibu dan bapak,aku berangkat dengan riyang dan Umi pun telah menungguku
dan kami pun berangkat kesekolah bersama.sepulang sekolah kami juga pulang
bersama,aku menuntun sepedah ku dan berjalan bersama – sama,hari ini cuacanya
sangat panas jadi aku memutuskan untuk beristirahat sejenak sambil menikmati
pemandangan di pinggir danau sambil makan buah mangga yang ada di pinggir
jalan,dan sepertinya aku makan terlalu banyak,kupasan kulit mangganya
berceceran disana sini,muka dan baju kami pun jadi kotor semua lalu aku
mengajaknya untuk membersihkan diri di danau,saking asiknya bermain akupun lupa
waktu lalu Umi mengajakku kembali pulang dan waktu pun hampir sore dan aku pun
mengayuh sepedahku dengan bergegas sambil basah kuyup,sesampai dirumah Umi dia
mengajakku mampir sebentar “ riyan sini mampir dulu kamu tadi kan belum makan
Cuma` makan mangga saja,sini kita makan sama – sama”.aku menjawab “nggak deh
aku makan di rumah saja,lagian sudah sore aku takut nanti dimarahi bapak
ku”,”jadi gak bisa mapir dulu ya,ya udah deh gak papa...makasih dah mau ngantar
aku pulang,emb.......hati – hati dijalan”,sahutku “siap bossh....aku
pulaaaangg...” kemudian gadis itu masuk gerbang rumahnya dan aku pun mengayuh
sepedah ku sambil sedikit tergesah – gesah.sesampainya dirumah aku di tanyai
ibuku,”pulang kakak terlambat kenapa?,ihh...basah semua lagi” sambil melepas
sepatu basahku aku berjalan duduk di meja dapur kemudian aku menjawab:”maaf bu
aku tadi habis mandi sama anak yang udah aku ceritain sama ibuk kemaren,dia
anak desa sebelah tapi dia anak orang kaya bu,aku tadi disuruh makan dirumahnya
dulu tapi aku gak bisa jadi aku pamit pulang aja”.sambil makan bersama – sama adik
perempuan dari riyan yang masih berumur lima
tahun menyahut pembicaraan riyan dengan ibunya,”wah,kakak pasti suka
sama anak itu yakaaan.......!!!” riyan pun menjawab sahutan dari adiknya sambil
tersenyum”kamu ini masih ingusan tau apa....hahaha,gak dek dia sahabat baru
kakak”,”wah jadi aku bisa main sama dia dong kak?”sahut adiknya dan riyanpun
membolehkannya.nasi dipiring sudah habis,riyan beristirahat dikamarnya sambil
mengingat candanya didanau tadi.kalau diliat – liat dia cantik juga ya,kira –
kira sekarang Umi lagi ngapain ya?.
Umi....!!!!,ayo makan dulu juga
panggilin ayah di belakang suruh dia kesini makan sama – sama”,sambil habis
ganti baju dan keluar dari kamarnya ia menyahuti pertaan ibunya “ya
buuu....”.lalu Umi memanggil ayahnya dan mereka mulai makan bersama,sambil
makan ibunya bertanya kepada Umi “ibu
tadi liat bibik beresin baju kamu yang basah dan kotor,emang e kamu di
sekolahan tadi ngapain ae”,lalu ia menyawab sambil makan “ya bu,salah ayah tu
bu....g mau nganter sama jemput aku di sekolahan,jadi aku berangkat sama anak
desa sebelah,dan pulang sekolah tadi kan cuacanya puanas tu bu,jadi aku makan
mangga dlu bu....baru gitu aku mandi di danau juga,hehehe tapi asyik bu....”
ketika mendengar Umi mandi di danau ibunya langsung menasehatinya “kamu gak
boleh mandi di danau lagi,kalo’ kamu tenggelam gimana siapa yang nolongin?,gak
ada kan....kalo’ kamu tetep mandi didanau itu lagi kamu gak aku ijinin bareng
sama anak itu lagi” tegur ibunya dengan tegas,lalu Umi menjawab sambi merasa
berasa bersalah “ya bu,Umi gak akan mandi di situ lagi” lalu ayah Umi menyahuti
pembicaraan mereka “sudah – sudah bicaranya nanti dilanjutin lagi,masalah
sepele saja di panjang – panjangin” ketika ibunya mendengar bicara ayahnya yang
seperti itu ibunya langsung mengomeli ayahnya “gimana ayah ini,bagaimana kalau
anak kita terjadi apa – apa,ayah selalu saja mementingkan pekerjaan ayah dari
pada anak kita”,setelah melihat pertengkaran mereka Umi pun berlari kekamar
sambil menangis dan menutup pintunya.Umi pun tidur sambil menangis dan berkata
“mengapa selalu saja bertengkar,apakah pertengkaran ayah dan ibu selalu
melengkapi hidupku” setelah lama di kamar Umi pun tertidur sambil memeluk
bonekanya. 

Kukuruyuuuuk.....!!!,”Umi ayo
bangun kamu mau berangkat di antar ayah atau bareng sama temen kamu,” lalu umi
melihat jam dan ternyata sudah jam setengah tuju,kemudian Umi sambil terburu –
buru menjawab pertanyaan ibunya “Umi mau berangkat sama ayah saja bu,mungkin
anaknya sudah berangkat duluan”.lalu Umi masuk ke mobil dan berangkat bersama
ayahnya,saat perjalanan kesekolah Umi memandang ayahnya sambil bertanya “apakah
ayah tidak sayang kepada umi,kenapa ayah selalu bertengkar dengan ibu aku jadi
kuatir keluarga kita akan jadi berantakan” lalu ayah menyahuti pertanyaan Umi
“kata siapa ayah tidak sayang,kamu sekarang kan sudah menginjak remaja jadi
setiap remaja wajar jika mereka menikmati usia mereka jadi ayah tinggal
memantau dari jauh saja,masalah keluarga mungkin ibumu sedang kecapean saja”
lalu tak terasa sampai di depan gerbang sekolah,”ya udah belajar yang tekun
ya,ohh... ya tolong berikan amplop ini kepada temen yang biasanya jemput kamu
kesekolah” ucap sang ayah,”apa ini yah,temenku dikasih hadiah tapi aku gak
pernah di kasih hadiah,ok....!!!,beres yah......assalamualaikum” ucap Umi
sambil mencium tangan sang ayah.lalu Umi pun masuk kelas,mereka duduk
bersebelahan dan Umi pun memberikan amplop tersebut kepada Riyan sambil berkata
“enak kamu Riyan dapat hadiah dari ayah aku aja gak pernah dapat hadiah dari
ayah,ehh...kamu buka’ sekarang aku mau tau isinya...!!!” lalu guru masuk
kelas,dan Riyan pun berbisik kepada Umi,”nanti saja ada gurunya nanti kita bisa
dimarahi”,kemudian mereka mulai mendengarkan pelajaran yang di berikan oleh
gurunya.bel istirahat pun berbunyi dan Riyan pun mengajak Umi untuk keluar
kelas sambil menggoda Umi,tetapi Umi terdiam,lalu Riyan berkata,” eh...Umi kamu
sakit ya ko’ muka kamu pucat?,ayo aku antar ke UKS”,”gak usah yan aku gak papa
ko’ aku Cuma’ masuk angin aja”,jawab Umi dengan terdiam di bangkunya.bel
sekolah berbunyi semua anak telah bergegas pulang,Umi berjalan dengan pandangan
yang sudah agak kabur dia berjalan menuju gerbang dan Riyan pun menghampirinya
dan menyuruhnya untuk segera naik,”ayo Umi...aku antar pulang,biyar kamu bisa
segera ber istirahat...” ucap Riyan dengan penuh perhatiyan,tak lama kemudian
sebuah mobil menghampiri Umi,Riyan hanya melihat saja “aku pulang dulu Riyan
ayah sudah jemput,aku duluan ya...”ucap pamit Umi kepada Riyan dengan lemas.”OM
pulang dulu ya,Umi nya lagi gak enak badan jadi besok ae kamu yang antar
OK....!!!” ucap ayah Umi kepada Riyan,”OH...ya om” sahut Riyan.Riyan pun mengayuh
sepedanya dan kembali pulang.
ketika sampai di pinggir danau Riyan teringat amplop yang
dikasih oleh Umi kepadanya “ OHH..ya kira – kira isinya apa ya...?”.lalu Riyan
menghentikan laju sepedanya dan duduk di tepi danau,setelah ia membuka amplop
tersebut ternyata isinya adalah sebuah surat pesan,Riyan pun heran...”apa ini
kertas ini,surat.....”,ia membuka dan membaca isi surat dari ayah Umi tersebut:”
nama kamu Riyan bukan,surat ini sengaja saya tulis karena sepertinya kamu
adalah anak yang paling dekat dengan Umi,Umi adalah anak ku satu – satunya jadi
aku harus mengawasinya,tapi karena saya tidak selalu ada saat dia membutuhkan
jadi saya mau berpesan kepada kamu,Umi itu anaknya sakit – sakitan kata dokter
ia mengidam penyakit kanker paru di derita oleh umi,jadi tolong kamu perhatikan
Umi,jika kamu mempunyai rasa dengan Umi lebih baik kamu simpan dulu,agar kalian
dapat belajar dengan tekun,oh ya tolong Umi jangan terlalu capek dalam
aktifitasnya,ia anak yang manja tolang di maklum jika ia sering minta bantuan
sama kamu,mungkin semua ini adalah sebuah permintaan yang berat dari om buat
kamu,trimakasih sudah baca surat ini dan juga maaf om gak bisa memberi apa –
apa kepada Riyan,tapi jika tidak keberatan besok Riyan bisa datang kerumah
untuk makan siang bersama,tertanda ayah Riyan.setelah tahu isi surat itu Riyan
memutuskan untuk menjenguk Umi di rumah.
Esok harinya di
sekolah,Riyan berdiri di samping pintu sambil menunggu kedatangan Umi dan tidak
lama kemudian umi datang dan Riyan menyambutnya dengan senyuman hangat.”ngapain
kamu senyam senyum gak pernah liat orang cantik ya” canda Umi kepada
Riyan,TEEEET.....bel masuk pun berbunyi semua siswa kaget karena guru masuk
dengan membawa siswa baru yakni seorang anak pindahan dari luar kota,”ia siswa baru
yang tampan ia kan yan”,goda Umi kepada Riyan,lalu Riyan menjawab dengan wajah
yang agak cemburu,”perasaan biasa aja”.sepulang sekolah aku dan Umi pulang tapi
seperti biasanya kami berhenti sejenak di bawah pohon di samping danau.setelah
lama bercanda kami berdua tediam,tanpa sepatah kata mungkin sekitar lima
menitan,kemudian hati ku merasa ada yang yang aneh aku mau mengungkapkannya
tetapi aku tak bisa,kemudian aku memaksakan diriku untuk mengatakannya kepada
Umi “Umi” jawab:”ya yan...” lalu aku terus kan perkataanku “aku tak lama
mengenalmu tapi aku rasa ada yang aneh saat aku bersamamu.....” aku pun tak
meneruskan perkataanku,karena dia melihat siswa yang baru masuk dikelas tadi
yang melintas di depan kami.
Umi melihatnya terlalu dalam hingga ia tak menghiraukan aku
yang ingin mengungkapkan perasaanku padanya lalu aku berkata padanya “apakah
kau mendengarkan perkataanku”,”ohh...ya...maaf bisa kau ulangi perkataanmu”
sahutnya sambil tersenyum kurang jelas,”ya...lupakan sajalah gak penting ko’
“ujarku padanya,lalu aku memutuskan untuk mengajaknya pulang.tak lama dia
berkata padaku “yan,kamu kenal gak sama anak yang baru masuk sekolah
tadi”,tanya Umi dengan penuh penasaran,”aku belum sempat kenalan
dengannya,besok saja kenalan sapa tau dia suka sama kamu” jawabku dengan nada
bosan.setelah aku mengantarnya pulang aku merasa ada yang kurang enak dengan
firasatku jadi aku langsung mengayuh cepat sepedahku dan saat aku sampai di
depan halaman rumah aku melihat ada seorang yang sepertinya ia adalah tetangga
baru ku,setelah aku melihatnya lebih jelih ternyata ia adalah anak baru yang
ada di sekolahan tadi,aku menghampirinya dan dia menyambut ku dengan senyum
ramahnya setelah aku menaruh sepedahku ia menghampiriku dan aku mulai
berkenalan dengannya,namanya adalah RIO SETIAWAN dia berasal dari kota,ia
pindah ke desa karena perintah dari orang tuanya,karena orang tuanya ingin Rio
menjadi anak yang rajin dan mandiri.setelah aku berkenalan dan ngobrol
dengannya tak terasa hari pun sudah larut kemudian aku berpamitan kepadanya
untuk istirat dirumah,saat waktu malam aku masih belum tidur “kenapa aku jadi
kepikiran Umi ya...,padahal sudah jelas kalau dia sukanya pada tetangga baru ku
ini,jika Umi memiliki perasaan kepada Rio terus bagaimana dengan perasaan Rio
kepada umi nantinya ya” ucapku pelan sambil duduk di depan rumah,kemudian Rio
mendatangiku “kenapa masih belum tidur” tanya Rio sambil duduk menemani ku,”ehh
Rio,gak papa ko bosh...gimana kamu krasan tinggal di desa sepi seperti ini”
tanya ku kembali pada Rio,”aku sih lebih suka tinggal di desa,kalo’ di kota kan
banyak berisik suara kendaraan juga cuacanya enak di sini ADEM....!!!”jawab rio
dengan meng ayun – ayunkan tubuhnya,aku dan Rio ngobrol hingga larut
malam,”Riyan sudah malam ayo tidur nanti ngobrolnya di terusin besok aja,lagian
kan Rio habis dari pindahan pasti capek,ya kan nak Rio...”,ucap ibu kepada kami
yang memeng sudah mulai ngantuk,kemudian kami pun memutuskan untuk tidur,aku
berbaring dikamar sambil berdo’a agar tidur ku mimpi indah begitu juga dengan
Rio dan Umi,”slamat malam kawan – kawan semoga esok adalah pagi yang cerah.
Esok hari saat aku ingin
berangkat ke sekolah tiba – tiba ada sebuah sepedah baru yang rupanya itu
adalah milik Rio,kemudian Rio menghampiriku dengan ssepedah barunya “Riyan
bolehkah aku berangkat bersamamu” tanya Rio padaku “,”ohh...ya
silahkan”,kemudian aku dan Rio berangkat bersama,saat aku sampai di depan rumah
Umi aku melihat Umi yang sudah sembuh dari sakitnya kemarin telah
menungguku,kemudian aku menghampirinya dan mengajaknya berangkat bersama,saat
kami telah sampai di sekolah dan masuk kelas,Umi langsung mendatangi bangku Rio
dan mereka berkenalan,guru masuk kelas dan Umi memindah bangkunya di sebelah
Rio.saat istirahat aku menghampiri Umi tapi ternyata Umi memilih istirahat
bersama Rio,kemudian aku hanya melihat mereka berdua keluar kelas bersama dan
aku duduk di sebelah kelas aku berangan pada diriku sendiri,”jikalau Umi
menyukai Rio dan juga sbaliknya,apakah nantinya aku sendiri
lagi...hufh.....sudalah biarin aja mereka jalanin apa yang akan mereka
jalanin,tapi aku akan tetap mengawasinya dan memang hanya tanggung jawab inilah
yang bisa ku berikan pada Umi....”,TEEEEET...!!! bel masuk dibunyikan.sepulang
sekolah aku berdiri di samping gerbang menunggu Umi keluar dari kelas,kemudian
saat aku menghampiri Umi ternyata ia sudah tak menghiraukan ku ia naik ke
sepedah Rio dan kemudian Rio mengajak ku pulang bersama dan kamipun pulang
bersama,aku hanya mengikuti dari belakang setelah sampai di ppinggir danau Umi
mengajaknya istirahat yang biasanya aku dan Umi beristirahat bersama –
sama,tapi aku tak marah dengan sikapnya aku hanya duduk di bawah
sepedahku,semakin lama aku berdiri di sana aku merasa semakin cemburu bereka
bermain – main sambil berlari – lari dan aku mulai melihat wajah Umi yang mulai
kelelahan tapi aku hanya melihatnya dari kejauhan,tak lama kemudian Umi
mengajakku untuk mengantarnya pulang,lalu saat ia akan naik ke sepedah ku tiba
– tiba Umi pingsan,aku dan Rio langsung panik kami langsung mengantar Umi
pulang kerumahnya.
Ke esokan harinya di sekolahan
Umi masih belum bisa masuk sekolah,dan aku mulai mencemaskan hal itu,aku
melihat Rio yang tersendiri di bangkunya dan ia menatapku dan mulai menghampiri
bangku ku dan ia bertanya kepadaku,” apakah semua ini akibat dari kesalahanku”
tanyanya dengan rasa begitu bersalah,lalu aku menjawabnya dengan bermaksud
untuk mengurangi rasa bersalahnya,”ini tidak ada yang bersalah,karena sebelum
itu Umi telah menyidam penyakit kangker paru – paru” ucap kuu kepada
Rio,setelah Rio mengetahui penyakit yang di simpan oleh Umi ia langsung
tercengang linglung,aku pun tersentuh melihatnya.malam harinya aku menjenguk
Umi di rumah sakit,aku masih belum diperbolehkan memasuki ruangan itu jadi aku
hanya menatapnya diluar jendela kaca rumah sakit,tak lama kemudian ayah Umi
menghampiriku dan meng oyak – oyakkan tubuhku sambil menangis dan berkata
keras”apa yang telah kau lakukan pada anak ku sehingga ia terbaring tak berdaya
seperti itu......hikhikhik,malam ini Umi akan menjalani operasi “ ucap ayah Umi
sambil menatap Umi yang sedang terbaring lemah,”baiklah om malam ini aku akan
menemani Umi untuk menjalani operasinya,sekarang om tenang dulu”,ucapku sambil
menenangkan situasa,sambil menunggu operasi Umi selesai aku mengistirahatkan
tubuhku di kursi rumah sakit.hingga esok harinya masih belum ada kabar dan
ternyata opersinya akan di teruskan malam nanti,akupun kembali pulang dan
berangkat kesekolah setelah pulang dari sekolah aku duduk diam di pinggir danau
yang biasa aku gunakan istirahat sepulang sekolah dengan Umi,aku mulai
memejamkan mataku dan sekejap aku mendengar bisikan suaranya “sampaikan salam
ku kepada Rio”,akupun langsung tersentak membuka mataku,lalu akupun meneruskan
perjalanan ku pulang,sesampai di rumah ibuku berkata pada ku “tumben pulang
awal?”,ucap ibuku sambil berniat menejek,tapi aku hanya diam dan terus berjalan
menuju kamar.aku berbaring di kamar dan masih teringat oleh sikap manja Umi.dan
sore pun tiba aku pergi kebpinggir danau aku bersantai di bawah pohon,akupun
terlelap hingga larut malam,lalu aku bergegas pergi ke rumah sakit untuk
menemaninya melanjutkan operasi.hampir lima jam setelah aku menunggu di depan kamar.
barulah dokter keluar memberi kabar bahwa operasi Umi kurang
berjalan lancar sekarang ia membutuh kan banyak darah,setelah aku mengetahui
kabar itu aku pikiranku langsung terasa gelap entah perasaan buruk apa ini,aku
langsung naik sepedah dan menuju tepi danau aku mengeluh kenapa orang seper Umi
terkena cobaan seberat ini,jikalau penyakit itu dapat di pindahkan aku
menanggung semua kesakitan itu.aku diam sejenak lalu aku berfikir,”jika ia
membutuhkan banyak donoran darah mengapa tak menggunakan darahku saja”,setelah
itu aku langsung kembali kerumah sakit dan menjalani tes golongan darah dan
setelah di adakan tes dan ternyata golaan darahnya sama aku bertekat untuk
memberikan darahku pada Umi,setelah prosesnya selesai para dokter kembali
meneruskan operasi Umi,aku kembali menunggu lagi hingga kira – kira jam
setengah tiga dini hari dokter memberikan kabar duka yang tak bisa lagi di
rubah takdirnya,semua keluar mengeluarkan airmata kesedihan yang tak dapat
terbendung lagi,sedang kan aku mersa tak percaya aku merasa sesat tak tau arah
kemana aku akn berjalan hingga saat itu air mata sudah tak dapat ku sembunyikan
lagi aku kembali pulang dengan perasaan yang sangat sakit hingga aku berpikir
untukmenyusulnya disana.esok hharinya disekolah bayangnya masih terlintas di
pikiranku aku tak dapat menghilangkannya dan saat itu Rio datang pada ku dengan
membawa seorang gadis dan memperkenalkan ku “Riyan ini santi dia adalah teman
terbaikku (pacar)” seketika itu aku
langsung memukul tepat di mulutnya dan berkata “teman ku yang dulu bersamu
itu,dia....dia..dia itu sangat menyukaimu tapi kenapa kau tak mau mengerti
itu,sekarang ia telah meninggalkan kita semua,sebelum ia pergi ia menitipkan
padaku untk mu kau tau itu” ucapku denga lantang,seketika air mata Rio jatuh dan
ia meminta maaf padaku,tapi semua itu tak bisa merubah keadaan,kemudian aku
duduk diam di bangku ku aku rasa aku telah kehilang semangatku.saat pulang
sekolah aku duduk di bawah pohon bisanya aku menggambar seatu gambar itu adalah
aku yang berjalan yang di iringi seorang peri dan peri itu adalah Umi.
Setiap aku pulang dari sekolah
aku selalu menaruh bunga di bawah pohon itu dengan harapan agar dia tahu bahwa
se umur hidupku akan menyayanginya,aku tau aku menyukai Umi dan Umi menyukai
Rio tapi itu itu tak membuatku menyerah untuk tetap maenyayanginya.dan mulai
saat itu setiap pulang sekolah Riyan selalu beristirahat di pinggir danau
hingga suatu hari ai tertidur pulas,ia bermimpi Umi menghampirinya dan
mengajaknya,disaat itu juga Riyan tertidur disitu sanpai enam hari lamanya
semua orang di desa mencarinya dan menemukan Riyan telah dalam keadaan tak
bernyawa di bawah pohon.dan mulai saat itu pohon itu akan menjadi saksi
seberapa besar rasa sayang Riyan yang masih belum terungkapkan kepada Umi.
Disinilah
akhir dari cerita ini dimana tokoh utama adalah sesuatu yang mustahil
adanya di
dunia ini,akan tetapi walaupun tokoh utama adalah hanya
sebuah
legenda jangan menjadi tokoh yang antagonis yang
selalu
membuat masalah dalam hidup ini,jadilah
sebuah
kunang walaupun ia tak bisa
menerangi
setiap malam
akan
tetapi ia
selalu
memberikan
keindahannya.(sekian cerita ini apabila ada yang kurang jelas mohon di maaf.)[salam]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar